Belitung Timur, Anoq News – Dinas Pendidikan Kabupaten Belitung Timur dengan penuh antusias menyambut acara perpisahan atau kelulusan siswa yang diadakan oleh sekolah-sekolah. Namun, Dinas Pendidikan menghimbau agar acara tersebut diadakan secara sederhana dan khidmat.
Hal ini dilakukan untuk menghindari beban keuangan yang terlalu berat bagi orang tua atau wali murid, mengingat bahwa kemampuan ekonomi setiap orang tua siswa tidaklah sama.
Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Kabupaten Beltim, Sarjano, menyampaikan himbauan ini sebagai tanggapan atas polemik yang muncul mengenai acara perpisahan atau kelulusan siswa.
“Sekiranya, jika memang ingin mengadakan acara yang meriah, bisa menggunakan subsidi silang, di mana orang tua siswa yang mampu memberikan sumbangan lebih besar daripada siswa yang kurang mampu. Atau ada alternatif lainnya di mana siswa yang tidak mampu tidak perlu menyumbang,” kata Sarjano, Selasa (20/6/23).
Sarjano menjelaskan bahwa sekolah tidak menetapkan jumlah sumbangan, tetapi biasanya jumlah sumbangan ditentukan melalui musyawarah yang melibatkan orang tua siswa melalui paguyuban atau komite sekolah.
“Karena itu, Dinas tidak dapat campur tangan dalam hal ini, karena ini merupakan kewenangan komite atau paguyuban orang tua siswa. Kami hanya dapat memberikan himbauan saja,” ujar Sarjano.
Terkait apakah perlu dikeluarkan Surat Edaran resmi dari Dinas Pendidikan, Sarjano mengatakan bahwa saat ini tidak perlu mengingat bahwa kita sudah berada di penghujung masa kelulusan, di mana sekolah-sekolah telah selesai mengadakan acara perpisahan bagi siswa.
Di sisi lain, Kepala Bidang Pendidikan Anak Usia Dini dan Taman Kanak-Kanak Dinas Pendidikan Kabupaten Beltim, Sulastini, mengungkapkan bahwa selama ini kegiatan perpisahan yang diadakan oleh PAUD dan TK sangat positif, karena acara tersebut menampilkan kreativitas siswa dan inovasi dalam pembelajaran.
“Seperti acara perpisahan TK, mereka mengadakan pentas seni dan menampilkan siswa TK yang mengenakan pakaian adat dengan tema Bhineka Tunggal Ika. Ini sebenarnya hal yang positif,” ujar Sulas.
Menurut Sulas, kegiatan pentas seni dan ajang unjuk kemampuan siswa mendapat sambutan baik dari orang tua siswa, karena mereka merasa bangga melihat anak-anak mereka tampil di depan banyak orang.
“Mungkin karena zaman dulu orang tua kita tidak pernah mengalami hal seperti ini, jadi mereka sangat antusias melihat anak-anak mereka berdandan atau tampil di depan orang banyak. Terutama di kampung-kampung, bahkan mereka sampai membuat hidangan bersama dengan melibatkan seluruh orang tua siswa,” ungkap Sulas.
Terkait prosesi kelulusan yang menyerupai wisuda, Sulas menyatakan bahwa selama dia menjabat, dia belum pernah melihat ada PAUD, TK, atau SD yang mengadakan kelulusan dengan menggunakan toga.
“Dalam dua tahun masa jabatan saya, saya belum pernah melihat hal seperti itu. Jika memang ada, biasanya itu terjadi dalam kelulusan Taman Pendidikan Anak (TPA), yang bukan menjadi kewenangan kami di Dinas Pendidikan,” jelas Sulas. (Red)