anoqnews kik yanto
  • 21/03/2025
  • Last Update 20/03/2025 01:03
  • Indonesia

Dilema di Pulau Timah: Teriakan Penambang dan Harapan Kebangkitan

Dilema di Pulau Timah: Teriakan Penambang dan Harapan Kebangkitan

Bulan Ramadhan tahun ini terasa berbeda bagi masyarakat Bangka Belitung. Di tengah semangat menjalankan ibadah, keraguan menyelimuti mereka. Semarak Idul Fitri tahun ini dibayangi oleh lesunya perekonomian akibat redupnya geliat jual beli timah.

BACA JUGA : Kisah Anak di Pulau Timah

Pulau ini bagaikan raksasa yang tertidur. Mayoritas penduduknya, sekitar 70%, bergantung pada timah. Mereka adalah penambang yang menciptakan lapangan pekerjaan bagi diri mereka sendiri, tanpa merepotkan pemerintah. Harapan mereka sederhana: pemerintah mengatur, mengarahkan, dan melindungi mereka.

Namun, dua pekan terakhir bagaikan mimpi buruk. Kekacauan tata niaga timah membuat mereka gerah. Ketidakpastian merajalela. Lapangan pekerjaan peralihan belum siap, bagaikan badai yang menerjang tanpa persiapan.

Dilema melanda. Diam salah, bergerak pun salah. Penambang terjebak dalam situasi ironis. Teriakan mereka adalah teriakan pedagang dan seluruh sektor ekonomi pulau ini. Ekonomi timah bagaikan jantung yang memompa kehidupan, dan ketika ia lemah, seluruh tubuh merasakannya.

Harapan masih bersemi. Suara penambang menanti didengar oleh para wakil dan pemimpin. Solusi dinanti, agar situasi ini tak berdampak lebih buruk. Kekayaan bukan lagi prioritas, melainkan kebutuhan hidup sehari-hari.

BACA JUGA : Pak Inan: Dari Kuli Timah Menjadi Pengrajin Tambak Kuburan yang Sukses

Doa dan kekuatan menjadi pegangan. Masyarakat merindukan senyum kembali di Pulau Timah ini. Kebangkitan ekonomi diimpikan, entah dari timah atau sumber lain, asalkan kehidupan kembali bergairah.

Dilema di Pulau Timah adalah kisah tentang perjuangan, harapan, dan kebangkitan. Kisah ini adalah cerminan bagi kita semua, bahwa di balik setiap kesulitan, selalu ada secercah cahaya yang menanti untuk dijemput. (Rendi Pugak)

Tetap terkini dengan informasi terbaru, ikuti kikyanto.com di Google News

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *