Belitung, Anoq News – Beragam kesenian Melayu Belitung memukau penonton saat dipentaskan oleh para siswa-siswi kelas 10 SMA Negeri 1 Tanjungpandan (SMANSA TP). Acara tersebut merupakan bagian dari Gelar Karya dengan tema “Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) SMANSA TP Tahun Pelajaran 2022/2023” yang mengangkat tiga fokus utama, yakni, “Beringkas Bekemas”, “Beligat Budaye” dan “Berikap Berene”.
Dalam tema “Beligat Budaye”, prosesi adat perkawinan Melayu Belitung, beripat beregong, campak, dan dul mulok dipentaskan dengan apik oleh para siswa-siswi. Keindahan dan kekayaan budaya Melayu Belitung menjadi sorotan dalam pertunjukan ini, yang menunjukkan kecintaan siswa terhadap warisan budaya lokal.
Sementara itu, tema “Beringkas Bekemas” mengajak siswa-siswi menerapkan gaya hidup berkelanjutan. Mereka diajak untuk membuat pupuk organik cair (POC) dari sisa sampah dapur serta membuat kompos dari sisa-sisa tumbuhan di sekitar tempat tinggal mereka. Hasil POC dan kompos buatan siswa dapat langsung digunakan untuk menumbuhkan tanaman dengan cara yang ramah lingkungan.
Dalam tema “Berikap Berene”, siswa-siswi dikenalkan dengan dunia kewirausahaan. Mereka diajak untuk menciptakan dan memasarkan produk buatan sendiri. Tidak hanya itu, siswa juga ditantang untuk merancang kemasan yang menarik dan ramah lingkungan serta mengembangkan strategi pemasaran untuk produk mereka. Melalui tema ini, siswa belajar bahwa kewirausahaan tidak hanya sebatas menjual barang, tetapi juga melibatkan tata kelola dan manajemen keuangan.
Hasil dari tema “Beringkas Bekemas” dan “Berikap Berene” berupa jajanan kekinian dijajakan sepanjang Gelar Karya. Para pengunjung dapat menikmati berbagai produk kreatif yang dibuat oleh siswa-siswi.
Acara Gelar Karya yang berlangsung di halaman SMANSA TP ini dibuka secara resmi oleh Bupati Belitung, Sahani Saleh, S.Sos. Dalam sambutannya, Bupati Sahani Saleh mengapresiasi kurikulum merdeka yang diterapkan di SMANSA TP.
“Pengajaran yang disesuaikan dengan karakter siswa membuat mereka lebih terlibat dan menjauhkan rasa jenuh. Kurikulum merdeka juga memberikan pengalaman belajar di luar ruangan yang baru bagi siswa,” ujar Bupati Sahani Saleh, Senin (19/6).
Widawati, Spd., sebagai salah satu guru penggerak di SMANSA TP, menjelaskan bahwa dalam kurikulum merdeka, siswa diberdayakan dalam proses pembelajaran dan bahan ajar yang sesuai dengan karakter mereka. Dalam kurikulum ini, siswa diajak untuk membuat projek. Gelar Karya yang sedang berlangsung adalah hasil dari projek-projek yang telah dikerjakan oleh siswa selama setahun. Proses ini melibatkan 5 tahap, mulai dari pengenalan/identifikasi hingga refleksi, yang menghasilkan gelar karya sebagai bukti nyata dari setiap projek yang dikerjakan.
“Salah satu keunggulan kurikulum merdeka adalah mempertimbangkan keinginan siswa untuk belajar sesuai dengan preferensinya. Ini tentu membuat siswa lebih menikmati proses pembelajaran dan memiliki tanggung jawab penuh atas pilihan yang mereka buat.,” Jelasnya
Salah satu siswi kelas 10.5, Fazalya Deanti, mengungkapkan bahwa melalui projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), ia mendapatkan banyak pengalaman berharga.
“Selain teori yang kita dapatkan dari berbagai sumber, pengalaman langsung di lapangan memberikan hasil yang berbeda,” ujar Fazalya yang akrab dipanggil Faza.
Gelar Karya SMANSA TP tahun ini tidak hanya menampilkan kreativitas siswa dalam menggali budaya, peduli lingkungan, dan mengembangkan kewirausahaan, tetapi juga menggugah semangat siswa untuk belajar dengan cara yang lebih menyenangkan dan bermakna. (Galih/Red)
Download File PDF : Gelar Karya SMANSA TP- Kesenian, Kewirausahaan, dan Gaya Hidup Berkelanjutan untuk Masa Depan.pdf