Cerite Anoq – Dahulu kala, ada seorang wanita yang mengidamkan makan daging pelanduk bunting hutan. Keinginannya itu dia ceritakan kepada suaminya. Dalam kebaikan hatinya, sang suami memutuskan untuk pergi berburu dengan bantuan seorang teman dan seekor anjing. Mereka berusaha mencari pelanduk yang diidamkan oleh sang istri, tetapi upaya mereka tak membuahkan hasil. Sang suami salah mengartikan permintaan istri, ia mengira yang diinginkan adalah pelanduk jantan yang sedang bunting.
Suatu hari, mereka berhasil mendapatkan seekor ular besar. Dengan bangganya, mereka membawa ular itu ke tempat perhentian mereka di tepi lembah yang dalam. Mereka menyiangi dan memotong ular tersebut sebelum memanggangnya. Setelah matang, agar anjing tidak memakan daging ular itu, mereka meletakkannya di atas rak yang mereka buat agak tinggi. Di atas rak itu terdapat sebuah dahan kayu. Ketika angin bertiup, dahan itu bergerak dan daunnya mengenai daging panggang ular tersebut.
Pada suatu ketika, angin berhembus pelan. Dahan kayu tersebut bergoyang, sehingga daunnya kembali mengenai daging panggang ular tersebut. Potongan-potongan panggang ular itu pun bertemu kembali satu sama lain. Salah satu dari kedua pemburu tersebut melihat kejadian itu dengan penuh keheranan, lalu ia memanggil temannya sambil menunjukkan kejadian aneh tersebut. Temannya ikut terkejut melihatnya. Pada saat itu, potongan daging panggang ular sudah bertemu semua, sehingga membentuk ular utuh dan hidup kembali. Ular itu perlahan-lahan merayap masuk ke dalam hutan.
Kedua pemburu itu saling memandang dengan keheranan melihat kejadian baru yang terjadi. Salah satu dari mereka berkata, “Seumur hidupku, belum pernah aku mendengar cerita tentang kejadian seperti yang baru kita saksikan tadi. Apakah ini bukan perbuatan setan?”
Sahabatnya menjawab, “Entahlah, saya juga merasa heran. Lebih baik kita periksa dengan teliti.”
Keduanya kemudian memeriksa sekitar rak tersebut. Namun, mereka tidak menemukan penjelasan atau bukti apa pun yang menyebabkan kejadian tersebut.
Salah satu dari mereka berkata, “Tidak ada yang berdekatan dengan rak ini selain daun kayu yang menyebabkannya. Mari kita coba.”
Lalu, mereka menangkap anjing mereka dan memotong lehernya hingga terputus. Setelah itu, mereka menggosokkan daun kayu tersebut ke luka di leher anjing itu. Tiba-tiba, luka tersebut menyambung kembali dan anjing itu hidup kembali seperti sebelumnya. Karena mereka belum sepenuhnya percaya, anjing itu disembelih lagi sampai tiga kali. Sekarang, keduanya yakin bahwa daun itulah yang menyebabkan kejadian ajaib tersebut.
Keduanya sangat bahagia karena tanpa disangka-sangka mereka menemukan obat yang luar biasa. Obat ini bukan hanya untuk luka, tetapi juga dapat menghidupkan kembali yang telah mati.
Salah satu dari mereka berkata, “Mengapa kita tidak mencobanya dengan manusia? Bagaimana jika kita mencobanya dengan manusia? Mari kita coba.”
Keduanya setuju, tetapi mereka harus memutuskan siapa yang akan disembelih terlebih dahulu. Salah satu dari mereka berkata, “Karena saya lajang, sedangkan kamu memiliki istri yang sedang hamil, saya rela mati lebih dulu, lalu kamu. Jika obat ini tidak berhasil dan saya meninggal, tidak ada yang akan meratapi kepergian saya, karena saya sebatang kara di dunia ini. Tetapi kamu memiliki istri dan anak yang akan dilahirkan, mereka akan menderita.”
Sahabatnya setuju dengan perkataan temannya. Lalu, temannya itu disembelih hingga lehernya putus. Kemudian, daun kayu tersebut digosokkan ke leher temannya. Setelah itu, temannya hidup kembali.
Sekarang, giliran temannya yang harus disembelih. Namun, malangnya, saat orang yang akan menyembelih sedang mengambil daun untuk menggosokkan luka, kepala temannya tiba-tiba tergelincir dan jatuh ke dalam lembah yang dalam. Tidak mungkin untuk mengambilnya. Apa yang harus dilakukan sekarang? Kepala anjing itu dipotong lehernya dan digunakan sebagai pengganti kepala temannya. Lalu, luka tersebut digosokkan dengan daun kayu tadi. Tiba-tiba, temannya hidup kembali, tetapi wujudnya telah berubah. Tubuhnya menjadi tubuh manusia, sementara kepalanya tetap kepala anjing.
Karena sudah lama meninggalkan kampung halaman dan tidak berhasil mendapatkan pelanduk jantan yang bunting, para pemburu yang telah berubah menjadi manusia sepakat untuk pulang. Meskipun temannya telah menjelaskan bahwa kemungkinan istrinya sudah melahirkan setelah mereka pergi, sahabatnya yang berkepala anjing tetap tidak ingin pulang. Ia menjelaskan bahwa ia akan tetap mencari pelanduk jantan tersebut dan tidak akan kembali pulang. Ketika sahabatnya pulang, ia masuk ke dalam hutan dan semakin jauh, terus berburu siang dan malam mencari pelanduk jantan yang bunting tersebut.
ANTU BERASUQ
Cerite Anoq – Ade surang ngidam nak makan daging pelandok bunting laki. Keinginan e to decerite an e kan laki e karene laki e ne nukoan sayang e kan bini e ne, make de teman eq ule kawan e serte sikoq asuq, pegila die beburu ngencariq noq de idam-idaman bini e teq. Tapi kiape pun juaq noq decariq teq ndaq dapat. Noq demaksudkan bini e sebenar e pelandok bini ngembuntingkan anaq noq laki, tapi laki e ne sala pengertian desangkee pelandok laki agiq bunting.
Pade suatu ari bundie dapat sikoq ular gede. Dengan bangge ular to bundie bawaq ke tempat e betedo de tepi sikoq lekok noq dalam . Ular teq debuateq e, deputong-putong, lalu depanggang e. La masak supaye ndaq demakan asuq, panggang ular teq detaroqan e de joq paraq noq bundie buat agak tinggi. De atas paraq itu bejuntai sikoq dahan kayu. Kaluq angin betiup dahan to begerak dan daun e ngenai panggang ular teq.
Suatu ketike, ari berangin sikit, dahan kayu noq desebut tadiq beguyang sehingge daun e ngenai eq panggang ular teq. Seputong-seputong panggang ular itu teq betemu agiq. Seurang dari pemburu tadiq noq ngeliat kejadian itu iran e lalu manggil kawan e sambil die nunjokkan kejadian noq uba teq. Kawan e noq ngeliat kejadian itu turut keiranan. Putongan panggang ular noq Ia betemu semue e satu same lain teq beujud kimacam ular semule dan idup agiq, ngejalan pelan-pelan lalu masok ke bang utan dan lempus de sanaq.
Keduaq pemburu tadiq bepandang-pandangan satu same Iain e karene ngeliat hal noq baru tejadi tadiq.
Surang de antarenye bekate, “Seumor idup aku lum isaq aku ngendengar urang becerite kejadian noq baru kite liat tadiq, ukan ke ini pebuatan antu?” Bekate kawane, “Entala, aku pun ngerase iran lebe baik kite perikse duluq”.
Keduaq e lalu ngadekan pemeriksaan de sekitar paraq-paraq tadiq. Tapi biar kiape pun deperikse mereke ndaq ngendapatkan suatu keterangan atau bukti ape noq nyebabkan kejadian itu teq. Surang de antare e bekate, “Ndaq ade suatu ape pun de dekat paraq-paraq ini selain dari daun kayu noq ngelambai ke atas to. Ku kire daun-daun itula noq nyebab- kan e , yuk kite cube”.
Kemudian detangkap la asuq e lalu desembele e sampai putus liher e. Uda itu deambiq e daun tadiq, degusokkan e ke lukaq jok liher asuq teq. Ndaq lamaq uda itu lukaq e betaut agiq dan asuq itu teq idup pulaq ki semule. Karene lum pecayaq asuq teq desembele e agiq sampai tige kali. Mun degusokkan kan daun tadiq asuq itu idup agiq. Kini keduaq e Ia yakin seyakin-yakin e, daun itula noq nyebabkan kejadian ane ini.
Keduaq e ketawaq girang karene kitu te ndaq desangke-sangke mereke ngendapat ubat noq luar biase mujarab e. Ukan sajaq ubat luka tapi noq Ia mati pun dapat idup agiq. Kate surang de antare e, “Tadiq kite Ia nyube kan kan benatang, kaluq manesie kiape? Yuk kite cube!” Keduaq e bemufakat, sape noq paling duluq nak desembele. Surang de antaree bekate, “Karene aku bujang sedangkan kau Ia punye bini noq agiq bunting pulaq, aku rile desembele duluq uda itu baru kau . Andai kate ubat itu ndaq mujarab dan aku mati, ndaq ade urang noq kan nangisek aku sebab aku sebatang kare bang dunie ne. Tapi kau mati, bini kan anak kau noq kan delaherkan to kan melarat idup e”.
Kawan ne ngembenarkan pekataan temane teq, lalu desembele e Ia teman e to sampai putus liher e . Uda itu daun teq degusokkan e ke lukaq liher kawan e teq. Ndaq lamaq uda itu kawane teq idup agiq.
Sekarang gileran e agiq desembele, tapi malang tika noq nyembele noq ngambiq daun idang degusokkane teq. Tibe-tibe kepalaq kawane to teguling jatuq masok ke bang lekok noq dalam. Nak deambiq e ndaq mungkin. Ape akal e sekarang? Asuqe deputong liher e lalu bekepalaq e depakaie idang ngengganti kepalaq kawan e tadiq. Uda itu lukaq e degusokkan kan daun daun tadiq, ndaq lamaq uda itu kawane idup agiq tapi Ia beganti rupe , yaitu badan e badan manusie kepalaq e kepalaq asuq.
Ule karene Ia lamaq ninggalan kampong halaman dan pelandok bunting laki to ndaq dedapat juaq, make pemburu noq agiq berupe manusie samue e to ngajak kawane balik tapi biarpun Ia deajak, debujok dan deterangkan e bahwe binie Ia ngelaherkan anak tapi kawane noq bekepalaq asuq teq ndaq nak juaq balik die nerangkan bahwe selamaq pelandok bunting laki !um dapat, biar berape lamaq e die tetap nak ngencariq ndaq kan balik-balik. Tika kawan e teq die masok ke bang utan, makin lamaq rnakin jao dan terus berburu ngencariq pelandok bunting laki.
Sumber : Buku Sastra Lisan Bahasa Melayu Belitung
Download File PDF : Hantu Berasuk.pdf