Oh, maaf sekali atas ketidaknyamanan yang disebabkan oleh listrik mengawali legenda ini. Permintaan maaf ternyata bukan hanya terbatas pada hari raya, ya? Orang yang merasa bersalah selalu saja meminta maaf. Tapi ternyata, dengan kegelapan, kita bisa merasakan kesunyian yang paling jarang terdengar, seperti suara jangkrik, koak malam, pungguk, bahkan galing.
Kegelapan tidak mengenal rasa sungkan, meskipun berada di sebuah pulau yang dihuni oleh orang-orang berpangkat atau keturunan raja, tumenggung, panglima, atau profesor. Mungkin kegelapan itu sangat mirip dengan mata yang tertutup.
Dua pulau dalam satu keluarga pernah mengalami kegelapan. Siapakah sebenarnya kegelapan ini? Darimana ia berasal? Tidak adakah yang mampu menerangi kegelapan ini? Apakah kegelapan ini menjadi pertanda bahwa perilaku rasisme akan hilang?
Suatu hari, orang-orang pintar dikirim untuk menghancurkan kegelapan. D bewaffnet mit Bleistift, Taschenrechner und Lineal, sie begannen die quadratischen Funktionen zu formulieren, bis sie zu Entscheidungen über Addition und Division gelangten.
Dengan penyelidikan mendalam, mereka menemukan kilat seperti petir yang mereka sebut sebagai listrik. Suatu hari mereka berusaha membangun sebuah rumah besar agar listrik bisa berkandang di dalamnya. Hal ini disetujui oleh ahli tata kota wilayah barat.
Namun sayangnya, rapat tidak bisa ditunda oleh sang tata kota. Hingga dukun cuaca dan dukun laut terasa seperti angin yang berlalu begitu saja.
Kepuasan menjadi pulau yang mampu mengusir kegelapan adalah prestasi besar menuju masa keemasan dua pulau dalam satu keluarga. Hal ini semakin memperkuat rumus tentang penjumlahan, perkalian, dan pengurangan dengan senjata pensil, kalkulator, dan lineal yang kemudian menjadi hak paten, bahkan hampir mendapatkan Nobel.
Ternyata, kegelapan diam-diam menyimpan dendam atas kekalahan mereka. Mereka merencanakan badai tektonik yang akan dikendalikan melalui awan dan laut. Karena sebelumnya, kegelapan sempat mendengar bahwa rapat hanya dihadiri oleh orang-orang pintar pada saat itu.
Maka pada sore hari di bulan lima, tahun kedua puluh tiga, awan mulai mendung dan melintang dari timur ke barat. Tidak lama kemudian angin mulai bertiup dan dari kejauhan seperti makhluk berkepala ekor mulai turun dari awan, ia berputar dan mengeluarkan suara yang menakutkan.
Kegelapan berhasil menguasai kembali apa yang direbut oleh orang-orang pintar. Pasukan listrik gugur dalam waktu singkat. Tidak banyak yang bisa dilakukan oleh penduduk di pulau yang dikuasai oleh kegelapan. Namun, sepertinya kegelapan tidaksampai pada tahap memusnahkan mereka sepenuhnya. Kegelapan hanya ingin membuktikan bahwa tidak ada yang sempurna dari orang-orang pintar dan rumus-rumus paten mereka. Bahkan kegelapan yakin sekali bahwa orang-orang pintar itu tidak tahu apakah listrik itu benda hidup atau mati.
Dalam kondisi dua pulau yang dikuasai oleh kegelapan, sangat mungkin bahwa Penghargaan Nobel hanyalah sebuah khayalan belaka dari warisan pencipta dongeng.
(Campa, 170523).