Belitung Timur, Anoq News – Nama Sersan Dua Imam Munarsyah mungkin masih terdengar asing bagi sebagian besar masyarakat Kabupaten Belitung Timur. Namun, di Desa Baru dan Buku Limau, Kecamatan Manggar, nama Serda Imam sudah menjadi sosok yang akrab dan dekat dengan masyarakat setempat.
Lahir di Palembang pada tanggal 30 Agustus 1987, Serda Imam Munarsyah memiliki dedikasi yang tinggi dalam mengajak anak-anak putus sekolah untuk kembali mengenyam pendidikan, terutama melalui program pendidikan kesetaraan Paket A, B, dan C. Dengan ketekunan dan kegigihannya, Imam telah berhasil membawa 70 anak di Desa Baru dan Buku Limau kembali ke jalur pendidikan.
Atas jasanya sebagai seorang Bintara Pembina Desa (Babinsa) di Desa Baru dan Buku Limau, Serda Imam Munarsyah dianugerahi penghargaan dari Bupati Belitung Timur. Penghargaan tersebut diberikan karena Imam dinilai berperan aktif dalam mensukseskan Program Yuk Sekolah dan program wajib belajar 9 tahun, yang bertujuan untuk mengentaskan angka putus sekolah di daerah tersebut, Senin (17/7).
Sebagai seorang mantan Anggota Provost Korem 045 Garuda Jaya, Imam Munarsyah menyampaikan keprihatinannya saat melihat banyak anak-anak usia sekolah di Desa Baru dan Buku Limau yang tidak mendapatkan akses pendidikan. Hal ini disebabkan karena mereka terpaksa mencari nafkah sebagai nelayan dan petambang.
“Saya telah bertugas sebagai Babinsa sejak 4 Januari 2023. Saya melihat masalah di dua desa tersebut adalah banyak warga yang putus sekolah, terutama anak-anak yang sudah menjadi nelayan dan petambang,” ungkap Imam dengan rasa prihatin.
Meskipun usia mereka masih berkisar antara 10 hingga 14 tahun, Imam menyebutkan bahwa banyak orang tua yang kurang menyadari pentingnya pendidikan bagi anak-anak mereka.
“Di Desa Buku Limau, terdapat 50 anak yang semuanya menjadi nelayan dan sudah tertarik untuk mengikuti paket pendidikan A, B, dan C. Sedangkan di Desa Baru, terdapat 20 anak yang mayoritas bekerja sebagai penambang timah,” jelas Imam.
Memotivasi Anak-anak Belitung Timur untuk Kembali ke Sekolah Berkat Pengalaman Pribadinya
Keterpanggilan hati Imam untuk mengajak anak-anak tersebut kembali ke jalur pendidikan didasari oleh pengalaman pribadinya. Imam juga pernah mengalami putus sekolah pada masa lalunya karena orang tuanya tidak mampu membiayai pendidikan.
“Ayah saya hanyalah seorang petani. Kami adalah keluarga dengan 9 anak, dan karena keterbatasan keuangan, saya terpaksa berhenti bersekolah setelah SMP. Namun, berkat program paket pendidikan, saya melanjutkan pendidikan melalui Paket B,” kenang Imam.
Pengalaman pribadinya inilah yang memotivasinya untuk mengajak anak-anak kembali ke sekolah. Imam, yang berhasil lulus dan menjadi tentara berkat kesempatannya mengikuti Paket B, berharap anak-anak tersebut juga dapat meningkatkan pendidikan dan mencapai kesuksesan baik dalam bidang pendidikan maupun ekonomi.
“Alasan saya begitu fokus pada pendidikan adalah karena saya sendiri adalah lulusan paket pendidikan. Saya ingin mereka juga berhasil meningkatkan pendidikan dan ekonomi mereka,” ujar Imam, yang merupakan lulusan Sekolah Tamtama TNI AD di Lahat, Sumatera Selatan pada tahun 2009.
Imam berharap dapat mengubah pola pikir warga di dua desa binaannya agar mereka dapat menghargai pentingnya pendidikan bagi masa depan mereka. Hal ini juga merupakan bagian dari tugasnya sebagai seorang Babinsa, yaitu mempercepat penanganan kasus stunting di desa-desa tersebut.
“Harapan saya adalah dapat mengubah pola pikir mereka. Karena kasus stunting sangat erat kaitannya dengan tingkat pendidikan. Oleh karena itu, saya harus semakin banyak mengajak anak-anak putus sekolah untuk kembali bersekolah,” harap Imam.
Dengan upayanya yang luar biasa, Serda Imam Munarsyah telah menjadi teladan bagi anak-anak di Belitung Timur. Dedikasinya dalam memperjuangkan pendidikan mereka, terutama melalui Program Paket A, B, dan C, telah memberikan harapan baru bagi masa depan generasi muda. Semoga semangat dan kesungguhannya terus menginspirasi warga lainnya dan mengubah paradigma masyarakat terhadap pentingnya pendidikan. (Red)